KEANEKARAGAMAN MORFOLOGI DAN ANATOMI
PANDANUS (PANDANACEAE ) DI JAWA BARAT
Oleh :
Sri Endarti Rahayu dan Sri Handayani
ABSTRAK
Dalam konsep ini dinyatakan oleh Backer and Bakhuizen van den Brink (1968). Dalam penelitian ini menggunakan dua pendekatan yaitu morfologi dan anatomi. Dari hasil penelitian hanya didapatkan beberapa jenis. Di Jawa Barat ada delapan jenis spesies pandanus, antara lain yaitu Pandanus amaryllifolius Roxb., Pandanus bidur Jungh.,., Pandanus furcatus Roxb. Pandanus kurzii Merr., Pandanus nitidus Merr., Pandanus tectorius Sol.., Pandanus utilis Bory., Pandanus tectorius var,variegatus Backer. Dan beberapa penelitian atau pendekatan tidak mendapatkan variasi pada tiap spesies, ini dikarenakan sulit untuk mendapatkan diagnosis atau karakter pada masing-masing jenis Pandanaceae diwilayah Jawa Barat.
Kata Kunci
Pandanaceae, Pandanus, konsep spesies
Pendahuluan
Dalam hal ini untuk memahami keanekaragaman hayati Pandanus di Jawa Barat diperlukan suatu kerangka berupa pembatas jenis, ini perlukan karena keanekaragaman tumbuhannya yang sangat tinggi dan variasinya yang sangat besar, misalnya saja Pandanus yang di Jawa Barat ini. Batasan jenis yang digunakan oleh peneliti Backer and Bakhuizen van den Brink (1968) belum begitu baik, ini karena masih banyak nama-nama sinonim seperti Pandanus tectorius var. littoralis Soland ex Park sinonim dengan Pandanus odoratissimus L.f , Pandanus nitidus Kurz sinonim dengan Pandanus stenophyllus Kurz , dan adanya konsep jenis yang terlalu luas untuk Pandanus furcatus Roxb. Ditahun berikutnya Stone (1972) melakukan suatu pengamatan kembali melanjutkan penelitian sebelumnya yaitu Backer and Bakhuizen van den Brink (1968).
Pandanus adalah kelompok tumbuhan yang anggotanya memiliki manfaat yang besar dalam kehidupan masyarakat Jawa Barat, antara lain digunakan sebagai bahan makanan,pewangi, zat pewarna,bahan anyaman, atap, tikar, obat – obatan , tanaman hias dan lain – lain (Heyne, 1987). Dalam jurnal ini meneliti beberapa spesies Pandanus yaitu Pandanus tectorius Soland, Pandanus tectorius var.variegatus Back, Pandanus bidur Jungh, Pandanus kurzii Merr, Pandanus furcatus Robs, Pandanus nitidus Kurz, Pandanus amaryllifolius Roxb, Pandanus utilis Bory yang masing – masing memiliki karakter morfologi dan anatomi yang berbeda – beda sehingga dapat dijaikan sebagai dasar untuk pengklasifikasiannya.
A. Pengenalan Pandanus
Tanaman jenis Pandanus umumnya merupakan pohon jenis semak yang mempunyai tinggi 3-7 m, bercabang kadang batang berduri, dengan akar tunjang sekitar pada batang, dan daunnya mempunyai besar 2-3m, lebar 8-12 cm, daun segi tiga lancip, tepi daun dan ibu tulang daun bagian bawah berduri, tekstur daun berlilin, berwarna hijau muda atau tua. Bunga jantan dan betina terdapat pada tumbuhan yang berbeda, buah letaknya terminal atau lateral. Buahnya tersusun dalam karangan berbentuk membulat, seperti buah durian yang letaknya terminal atau lateral, soliter atau berbentuk bulir.
Metodelogi
1. Subjek
Adapun subjek dari penelitian ini adalah spesimen-spesimen Pandanus hasil eksplorasi dari berbagai lokasi di Jawa Barat, dan spesimen herbarium yang terdapat di Herbarium Bogoriense.
2. Penelitian laboratorium
Pengamatan Morfologi
Pengamatan morfologi dilakukan dengan metode deskriptif, dengan pengamatan dan pengukuran terhadap bentuk, ukuran dan jumlah dari karakter-karakteryang diamati.
Pengamatan anatomi
Karakter anatomi yang diamati meliputi ukuran stomata, kerapatan stomata, indeks stomata, ada atau tidaknya papilla pada stomata , bentuk sel epidermis, ukuran sel epidermis dan susunan sel tetangga, sedangkan irisan melintang dibuat dengan metode paraffin karakter anatomi yang diamati meliputi, ketebalan daun, letak stomata, hypodermis multiserata, letak papilla, bentuk papilla , ukuran ikatan pembuluh, letak ikatan pembuluh, dan letak sel kristal.
B. Karakter morfologi dalam klasifikasi
Karakter morfologi mempunyai peran penting dalam statistika yang mana mudah dilihat dan juga bukan karakter yang tersembunyi. Menurut Stone (1976), karakter vegetative tertentu pada tanaman mempunyai perbedaan bentuk dan ukuran (daun) antara tumbuhan muda dan tumbuhan dewasa.
C. Karakter anatomi dalam klasifikasi
Dalam pendekatan anatomi mempunyai peran penting yang digunakan untuk menguatkan batasan batasan takson, terutama bukti taksonomi untuk memperkuat karakter morfologi yang masih meragukan. Selain itu juga mempunyai kegunaan yang besar pada takson infragenetik. Karakter anatomi baik digunakan untuk mengidentifikasi maupun untuk menentukan hubungan filogenetik (Carquist 1961, Dickison 1975, Stuessy 1990). Dalm penelitiam Kam (1971), karakter anatomi daun terutama pada sel epidermis dan stomata ternyata sangat berguna untuk membuat batasan takson untuk tingkat infragenetik.
Pada Spermatophyta, epidermis terdiri atas selapis sel tunggal. Namun pada tumbuhan tertentu mempunyai beberapa lapis sel, yang secara morfologi berbeda dengan jaringan dasar di bagian dalam, dan ditemukan di sebelah dalam lapisan permukaan. Lapisan ini mungkin berkembang secara ontogeny dari dua jaringan meristem yang berbeda, yaitu meristem jaringan dasar dan protoderm. Epidermis yang berasal dari meristem jaringan dasar disebut hipodermis (hypoderm), dan yang berasal dari protoderm menjadi epidermis multi-seriata. Epidermis berlapis banyak merupakan hasil dari pembelahan sel protoderm yang sejajar dengan permukaan ujung titik tumbuh (pembelahan periklin). (Sri Mulyani E.S; 2006)
Stomata merupakan lubang kecil dengan dua sel penutup, terdapat pada lapisan luar tumbuhan terutama epidermis daun, dan berfungsi sebagai jalan pertukaran gas (Sri Mulyani E.S; 2006). Stomata berkembang dari protoderm. Protoderm membelah menjadi dua dan berdiferensiasi menjadi sel penutup. Menurut Van Cotthem (1970), tipe stomata dewasa tidak hanya bernilai diagnosis, tetapi juga dapat digunakan sebagai penunjuk taksonomi alami karena hanya berdasarkan permukaannya saja dapat dibedakan 15 tipe utama stomata pada paku, Gymnospermae, dan Angiospermae. Klasifikasi yang dibentuk oleh Huynh (1974) menyatakan adanya 7 tipe stomata yang terdapat pada Pandanaceae.
HASIL PENGAMATAN
Dari hasil pengamatan yang dilakukan di berbagai titik di wilayah provinsi Jawa Barat dan pengamatan spesimen yang telah tersimpan di Herbarium Bogoriense belum menghasilkan batasan jenis yang jelas, tetapi hanya mampu menghasilkan batasan jenis saja. Pengamatan ini menggunakan metode pendekatan morfologi. Kendala yang dijumpai yaitu karakter diagnosik sulit untuk ditentukan berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan dari pandanus di jawa baratini juga dikarenakan nama-nama pada pandan yang masih banyak yang sama atau mirip/bersinonim sehinggaa untuk memisahkan antara jenis pandan satu dengan yang lainnya tidak mudah karena dari morfologi tanamannya cenderung sama.
A. Pandanus tectorius Soland
Pandan jenis ini biasa dikenal dengan pandan laut karena sering dijumpai di tepi laut. Pandan besar yang memiliki morfologi dengan tinggi 4- 5 m dengan diameter batang 9,1- 14 cm serta memiliki akar tunjang panjangnya 109,170 cm, daun tunggal tersusun berbaris tiga dalam garis spiral, panjang 112-199 cm, dan mempunyai lebar 4.5-5.8 cm, bentuk melidah atau memata pedang, dan ujung runcing. Seluruh tepi daun berduri tajam, permukaan atas hijau dan bawah kekuningan. Cephalium tersusun atas kumpulan buah majemuk (phalanges), bentuk agak bulat dan mengandung sekitar 38 phalanges berwarna merah kekuningan dan pada bagian atas phalanges mengelilingi stigma.
Epidermis Daun
|
B. Pandanus tectorius var.variegatus
|
Bila kita ketahui ada beberapa jenis pandanus yang berukuran sedang hingga besar, dimana rata – rata mempunyai tinggi 3-5 m.
Dari struktur-struktur morfologinya kita dapat melihat akar tunjang jelas, panjang hingga kekumpulan daun (roset), kemudian jenis daun tunggal, dimana mempunyai panjang antara 214-284 cm, lebar 7,5-8 cm, selain itu juga mempunyai bentuk memita, ujung runcing, seluruh tepi daun berduri berwarna putih, mengkilat pada kedua permukaan, permukaan atas berwarna hijau dengan garis memanjang berwarna putih sampai kuning muda. Selain itu, apabila sudah tumbuh dewasa jumlah daun akan terus bertambah sehingga akan terlihat daun sangat lebat.
Epidermis Daun
|
Kegunaan Pandanus tectorius var.variegatus biasanya digunakan sebagai hiasan di halaman rumah, di pinggir jalan atau di kebun perkotaan. Tanaman ini pada daunnya juga mempunyai aroma yang sangat khas. Hal ini tentunya, daun pada tanaman ini banyak digunakan sebagai pengharum pada makanan-makanan tradisional dan juga makanan khas suatu daerah, bahkan saat ini banyak makanan jenis makanan basah yang sudah banyak menggunakan daun Pandanus tectorius var.variegatus selain sebagai penambah aroma juga sebagai penghias untuk mempercantik makanan tersebut agar terlihat lebih menarik dan juga sebagai penambah selera bagi yang melihatnya.
C. Pandanus bidur Jungh
|
Epidermis Daun
|
Pada jurnal ini hanya di jelaskan mengenai epidermis daun masing masing jenis pandan,anatomi epidermis pada masing masing jenis inilah yang menjadi kunci dalam membedakan setiap jenis pandan.
D. Pandanus kurzii Merr
|
Epidermis Daun
|
E. Pandanus furkatus Roxb
|
Epidermis Daun
|
Kegunaan dari pandan jenis ini adalah daunya dapat dianyam intuk membuat tikar , tas dan topi selain itu untuk obat batuk .
F. Pandanus nitidus Kurz
|
|
G. Pandanus amaryllifolius Roxb
|
Pandan wangi tumbuh di daerah tropis dan banyak ditanam di halaman atau di kebun. Pandan kadang tumbuh liar di tepi sungai, tepi rawa, dan di tempat-tempat yang agak lembap, tumbuh subur dari daerah pantai sampai daerah dengan ketinggian 500 m dpl. Terdapat dua jenis pandan wangi yaitu Pandan wangi besar dan Pandan wangi kecil. Kebanyakan tanaman pandan wangi di negara ini adalah dari jenis Pandan wangi kecil. Ketinggian pertumbuhannya lebih kurang 0.75–1.50 m. Untuk pengembangbiakannya dengan pemisahan tunas-tunas muda, yang tumbuh di antara akar-akarnya. Tanaman ini mengandung : alkaloida, saponin, flavonoida, tanin, polifenol, dan zat warna. Morfologi
Pandan menjalar, tinggi 0,5 – 1 m, batang bulat dengan diameter 3-4 mm, dengan bekas duduk daun, bercabang, menjalar.
Akarnya besar dan memiliki akar tunjang yang menopang tumbuhan ini bila telah cukup besar dan beberapa keluar di sekitar pangkal batang dan cabang, panjang 4.5-9 cm, diameter 1-2 mm.
Daun tunggal, duduk, dengan pangkal memeluk batang, tersusun berbaris tiga dalam garis spiral. Helai daun berbentuk pita, tipis, licin, ujung runcing, tepi rata, bertulang sejajar, berduri tempel pada ibu tulang daun permukaan bawah bagian ujung-ujungnya, warna hijau.pada pandan jenis ini tidak mempunyai bunga maupun buah.Daunnya memanjang seperti daun palem dan tersusun secara roset yang rapat, panjangnya dapat mencapai 60 cm atau berkisar antara 19-34 cm untuk panjang dan lebar 1,2-1,5 cm Manakala ketinggian Pandan wangi besar pula adalah 3.7–4.3 m, panjang daun lebih kurang 2.3 m dan lebar 9.0 cm. . Beberapa varietas memiliki tepi daun yang bergerigi. Pandan wangi mempunyai daun yang panjang dan meruncing di ujung seperti pedang, chartaceous (melontar), permukaan atas mengkilat, tepi daun yang berduri kecil hanya pada ujung daun pada permukaan atas dan bawah , dan ujung daun.
Epidermis Daun
|
Kegunaan
Pandan wangi selain sebagai rempah-rempah, juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan minyak wangi. Daunnya harum kalau diremas atau diiris-iris, sering digunakan sebagai bahan penyedap, pewangi, dan pemberi warna hijau pada makanan.
H. Pandanus utilis Bory
|
|
Pada pengamatan epidermis bawah terjadi diffarensiasi menjadi kosta dan interkosta, yang mana stomata memiliki papilla pada sel pendukung lateral, pendukung polar dan pada sel penjaganya.
1 Response to KEANEKARAGAMAN MORFOLOGI DAN ANATOMI PANDANUS (PANDANACEAE ) DI JAWA BARAT
ini sumbernya dari apa yah min?
Posting Komentar